Karena anakmu butuh rumah

selama lu hidup lu pasti sering dong denger arti kata Broken Home? menurut gue broken home bukan cuma istilah buat keluarga yang mengalami perceraian, tapi keluarga yang masih utuh namun didalamnya penuh lika liku ke egoisan orang tua yang akhirnya bikin sang anak ngalamin depresi atau perasaan engga nyaman dirumah juga itu broken home. Disini, gue engga lagi ngomongin anak bandel yang doyan  dimarahin gara gara doi nakal ya. Disini gue bakal bahas tentang apa yang sebenernya anak broken home rasakan.

percayalah engga pernah mudah bagi seorang anak broken home buat jalanin hidup mereka, saat mereka tertekan karena masalah rumah yang engga seharusnya mereka tau pada akhirnya mereka harus memilih antara dua pilihan; jadi orang baik, atau nakal. it's not simple. Sering kali orang tua sibuk dengan perasaan 'Tersakiti' mereka dan sibuk membuat kekacauan agar hatinya reda, dan lupa bahwa mereka punya anak yang harus mereka lindungi dari perasaan mereka sendiri.
Misal, Keluarga Nana kacau karena sang ayah selingkuh, tapi beruntungnya keluarga Nana engga jadi bercerai (entah harus di bilang beruntung atau kesialan seumur hidup). Gue yakin mereka engga cerai karena mikirin nasib Nana. Tapi ternyata, setiap hari di malam hari ibu Nana sering ngigo dan sering cari perhatian lewat teriakkan supaya bisa dipeluk sama sang suami, teriakannya engga cuma "aaaaa" tapi teriakan memaki, teriak apa yang dia rasakan saat perselingkuhan itu terjadi. Apa ibu Nana fikir anaknya ketika tidur akan dimatikan indra pendengarannya ? tidak. Gue yakin Nana pasti ngedenger semua teriakan ibunya, dan mengutuk diri dia sendiri.

Baca Juga : Saat Mereka Selingkuh

Gue rasa beruntunglah anak-anak broken home yang keluarganya cerai, daripada si Nana yang harus hidup penuh ketakuan; takut ayahnya dibunuh sama ibunya lah, takut ibunya bunuh diri karena depresilah, takut kelak hidup si nana seperti kedua orang tuanya. lalu dia engga bisa pergi kemana-pun kecuali dia memilih buat egois. Tapi percaya sama gue, anak mana yang tega ninggalin orang tuanya karena ingin merasa tenang? Engga akan ada. Kalopun ada mereka hanya terlalu capek buat jadi telinga ke egoisan para orang tuanya.

pada akhirnya sebagian orang seperti si Nana akan milih bertahan buat pura-pura tuli saat ibunya kembali berteriak, dia menganggap malam itu mimpi buruk dan besok mungkin engga terjadi apa-apa, tapi apa yang lebih menakutkan dari itu? saat dia berusaha tidur, tapi yang dia engga pernah bisa tidur. dia akan selalu ngerasain rasa benci, rendah diri, dan ingin dilindungi. Dia butuh tidur, untuk meyakinkan diri kalo semalam hanya mimpi.

pada akhirnya, yang tersakiti disini bukan cuma orang tua tapi anak-anak mereka, yang lebih depresi bukan orang tua, tapi anak-anak mereka. Menurut gue, rumah yang anak butuhin bukan yang segala ada ko, tapi yang bisa ngasih ketenangan, dan ngehapus semua ketegangan sebelum si anak terbangun.

0 comments:

Post a Comment